Selasa, 21 Desember 2010

memperingati hari ibu

tuesday, 21 december 2010 10:09
Kasih ibu, kepada beta, tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia....

Siapa yang tak kenal lagu ini. Lagu bercerita tentang kasih sayang seorang ibu, layaknya matahari yang menyinari dunia. Selalu bersinar, memberi kehangatan tanpa pernah berharap imbalan.

Ya, oleh pemerintah, tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai hari peringatan atas jerihpayah kaum Ibu, diperingati secara nasional. Pada tanggal itu, kaum ibu di seluruh Indonesia akan mendapatkan perlakuan khusus. Di Kota Medan, peringatan Hari Ibu juga makin dikenal dan umumnya dirayakan dengan cara memberikan kado istimewa kepada Ibu.

Kado Istimewa

Seperti yang dikatakan oleh Nadya Nur Ulfa, siswi Assyafi'iyah kecamatan Johor, Medan. Dara cantik kelahiran Medan, 24 Juli 1995 ini setiap tahun memberi sang Mama sebuah kado istimewa.

"Makanya dari jauh-jauh hari Nadya sudah siapkan tabungan untuk memberikan Mama sesuatu. Tak perlu mahal, asal kita ingat dan memberi sesuatu yang menyenangkan hati Mama," sebut Nadya.

Biasanya Nadya memberikan Mama bolu atau kue tart. Tapi tiap tahunnya, harus selalu ada yang baru dong.. Untuk tahun ini, Nadya juga punya kado istimewa, namun Nadya belum mau memberi bocoran, khawatir tak lagi jadi kejutan buat sang Mama.

Yang pasti, ciuman di pipi kiri dan pipi kanan Mama di samping ucapan selamat, tak pernah terlewatkan. Nadya juga bilang, kasih sayang terhadap Mama tidak terbatas pada satu hari saja. "Menurut ku, 22 Desember hanya peringatannya saja. Tapi sepanjang hidup, siapapun itu, harus sayang dengan Mamanya," sebut Nadya.

Begitupun, memperingati hari Ibu tak harus dengan bermodalkan materi. Anak-anak di kota lain memperingati hari Ibu ini dengan menghentikan semua kesibukan Mama mengurus urusan rumah tangga, barang satu hari saja.

Bagi para remaja putri, mereka akan ambil alih untuk membersihkan rumah mulai dari menyapu, mencuci piring hingga memasak. Bagi anak laki-laki, kebagian berbelanja di pasar atau mengantar Mama ke sana-ke mari satu hari penuh. Pokoknya, 22 Desember Mama akan jadi ratu dalam sehari.

Jalan-jalan

Lain di keluarga Nadya, lain pula di keluarga Medyafoti Sani, ibu rumah tangga yang bekerja sebagai pegawai di sebuah perusahaan swasta Medan. Foti bilang, saat tiba hari H, suasana rumah memang lebih khas.

"Biasanya Papa ngajak makan malam. Nah, kalau tanggal 22 Desember tepat di akhir pekan, pilihannya ya jalan-jalan kemana gitu," sebut Foti. Pilihan yang sering diberikan adalah jalan-jalan ke luar kota. Oleh karenanya pada hari itu, Foti tidak perlu masak, tidak perlu membersihkan rumah karena mereka satu keluarga ada di luar kota.

Melepas aktivitas barang sehari saja, menurut Foti memang terasa istimewa. Namun seperti ada yang kurang. "Bayangkan saja, sehari-hari kita bergelut dengan urusan membereskan rumah dan mengatur keperluan keluarga. Tapi di hari itu kita gak dikasi kerja. Tentulah seperti ada yang hilang, hehe...," kata Foti.

Ia mengaku senang, bukan karena 'terbebas' dari segala urusan rumah tangga. Namun ia terharu karena pada hari itu, Foti menjadi sosok yang istimewa, satu-satunya jadi pusat perhatian seluruh keluarga.
"Bekerja buat para ibu bukan jadi beban, atau tanggungjawab semata. Namun juga bentuk kasihsayang kita kepada keluarga bagaimana menjadikan keluarga tertib dan seluruh keperluan berlangsung baik," kata Foti berdiplomasi.

Jangan Hanya Seremoni

Pemerhati keluarga yang juga bergiat di El Diina (Lembaga Peduli Ibu dan Anak) Sumatera tara (Sumut), Khonriani ST menilai, peringatan Hari Ibu adalah momen yang positif dimana seluruh keluarga akan mereview kembali fungsi ibu di dalam keluarga.

"Peringatan ini sangat positif. Masing-masing keluarga mempunyai cara sendiri untuk memberikan ucapan selamat pada Ibu siapapun itu tak terkecuali kaum Ayah," kata Khonriani ST. Selain adanya ucapan dan kado ini-itu berupa benda atau hal-hal istimewa lainnya, sang Ibu juga harus merefleksi ulang tugas-tugas di dalam rumah tangga.

Intinya, kata Khonriani, peringatan Hari Ibu jangan terbatas hanya seremoni saja. Ibu adalah tonggak perubahan demi kualitas generasi bangsa. Oleh karenanya, peran ibu di dalam keluarga juga harus dimatangkan, tidak terbatas pada pengolah kebutuhan sandang dan pangan saja.

"Ibu harus bisa menjadi sosok terdepan menciptakan generasi cerdas. Ibu harus menggali ilmu, belajar dan senantiasa aktif dan kritis dalam menghadapi perubahan jaman. Apalagi dengan kepungan lingkungan yang tidak sehat. Peran ibu tidak cukup hanya mengurusi rumah tangga namun harus juga menciptakan suhur keluarga yang religius," sebut Khonriani lagi. Selamat Hari Ibu !

Tidak ada komentar: